PERTANIAN PADI

Info seputar pertanian padi
---------------------------------------------------------------------------------------------
TOKO PLASTIK PERTANIAN
Polybag, Paranet (Shade Net), Mulsa Plastik, Plastik UV Greenhouse, Insect Net, Insect Screen, Karung Beras, Karung Laminasi, Karung Putih Polos, Karung Transparan, Karung Bagor (roll), Terpal Plastik, Plastik LDPE, Geomembran, Selang Plastik, Tali Salaran (Tali Gawar), Plastik Sungkup, Kantong Sampah Plastik, dll.

Hubungi Kami
Untuk pemesanan produk karung plastik hubungi kami:
♦ SMS/Call/WA: 0852 3392 5564 - 081 2325 84950 - 0877 0282 1277
♦ Phone: 031-8830487
♦ Email: limcorporation2009@gmail.com

Beberapa Hama & Penyakit Pada Tanaman Padi

Beberapa Hama & Penyakit Pada Tanaman Padi - Hallo sahabat Pertanian Padi, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Beberapa Hama & Penyakit Pada Tanaman Padi, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Hama Tanaman Padi, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Beberapa Hama & Penyakit Pada Tanaman Padi
link : Beberapa Hama & Penyakit Pada Tanaman Padi

Baca juga


Beberapa Hama & Penyakit Pada Tanaman Padi

Pada artikel berikut ini akan dibahas tentang Beberapa Jenis Hama dan Penyakit Pada Tanaman Padi.
1.Tikus
Tikus merusak tanaman padi pada semua tingkat pertumbuhan, dari semai hingga panen, bahkan di gudang penyimpanan. Kerusakan parah terjadi jika tikus menyerang padi pada fase generatif, karena tanaman sudah tidak mampu membentuk anakan baru. Tikus merusak tanaman padi mulai dari tengah petak, kemudian meluas ke arah pinggir. Tikus menyerang padi pada malam hari. Pada siang hari, tikus bersembunyi di dalam lubang pada tanggul-tanggul irigasi, jalan sawah, pematang, dan daerah perkampungan dekat sawah. Pada periode bera, sebagian besar tikus bermigrasi ke daerah perkampungan dekat sawah dan kembali lagi ke sawah setelah pertanaman padi menjelang fase generatif.

Cara Mengatasi
Kendalikan tikus pada awal musim tanam sebelum memasuki masa reproduksi. Kegiatan tersebut meliputi gropyok masal, sanitasi habitat, pemasangan TBS (Trap Barrier System) / Sistem Bubu Perangkap) dan LTBS (Linear Trap Barier Sistem). Gropyok dan sanitasi dilakukan pada habitat-habitat tikus seperti sepanjang tanggul irigasi, pematang besar, tanggul jalan, dan batas sawah dengan perkampungan. Pemasangan bubu perangkap pada pesemaian dan pembuatan TBS dilakukan pada daerah endemik tikus untuk menekan populasi tikus pada awal musim tanam.

2. Keong Emas
Keong emas (keong mas) atau siput murbei (Pomacea sp) diperkenalkan ke Asia pada tahun 1980an dari Amerika Selatan sebagai makanan potensial bagi manusia. Namun, kemudian keong mas menjadi hama utama padi yang menyebar ke Filipina, Kamboja, Thailand, Vietnam, dan Indonesia. Keong mas memakan tanaman padi muda serta dapat menghancurkan tanaman pada saat pertumbuhan awal.

Cara perkembang biakan keong mas dengan cara bertelur, mereka biasanya bertelor menjelang pagi ataupun pada sore hari. Seekor keong emas dalam waktu sebulan bisa menghasilkan 1000-1200 telur.Telur-telur keong emas tersebut akan menetas dalam waktu 7-14 hari.

Cara Mengatasi
Saat-saat penting untuk mengendalikan keong mas adalah pada 10 hari pertama untuk padi tanam pindah dan sebelum tanaman berumur 21 hari pada tabela (tanam benih secara langsung). Setelah itu, tingkat pertumbuhan tanaman biasanya lebih tinggi daripada tingkat kerusakan akibat keong.

Semut merah akan memakan telur keong, sedangkan bebek memakan keong muda. Bebek ditempatkan di sawah selama persiapan lahan tahap akhir atau setelah tanaman tumbuh cukup besar (misalnya 30-35 hari setelah tanam). Keong yang sudah dewasa dapat dipanen, dimasak untuk dimakan oleh manusia.

Pungut keong dan hancurkan telurnya. Hal ini paling baik dilakukan di pagi dan sore hari ketika keong berada pada keadaan aktif. Tempatkan tongkat bambu untuk menarik keong dewasa meletakkan telurnya.
Tempatkan dedaunan dan pelepah pisang untuk menarik perhatian keong agar pemungutan keong lebih mudah dilakukan.
Keong bersifat aktif pada air yang menggenang/diam dan karenanya, perataan tanah dan pengeringan sawah yang baik dapat menekan kerusakan.

Buat saluran-saluran kecil (misalnya, lebar 15-25 cm dan dalam 5 cm) untuk memudahkan pengeringan dan bertindak sebagai titik fokus untuk mengumpulkan keong atau membunuh keong secara manual. Apabila pengendalian air baik, pengeringan dan pengaliran air ke sawah dilakukan hingga stadia anakan (misalnya, 15 hari pertama untuk tanam pindah dan 21 hari pertama untuk tabela).

3. Penggerek Batang
Penggerek batang adalah hama yang ulatnya hidup dalam batang padi. Hama ini berubah menjadi ngengat berwarna kuning atau coklat; biasanya 1 larva berada dalam 1 anakan. Ngengat aktif di malam hari. Larva betina menaruh 3 massa telur sepanjang 7-10 hari masa hidupnya sebagai serangga dewasa. Massa telur penggerek batang kuning berbentuk cakram dan ditutupi oleh bulu-bulu berwarna coklat terang dari abdomen betina. Setiap massa telur mengandung sekitar 100 telur.


Cara Mengatasi
Lindungi agen pangendalian hayati—Untuk melindungi musuh alami penggerek batang, jangan gunakan pestisida berspektrum luas, mis. methyl parathion.
a. Sayat ujung helaian daun sebelum tanam pindah.
Telur-telur penggerek batang kuning diletakkan dekat ujung helaian daun. Dengan menyayat bibit sebelum tanam pindah, pengalihan telur dari persemaian ke sawah dapat dikurangi.
b. Tanam belakangan (sedikit terlambat) untuk menghindari ngengat penggerek batang kuning.
c. Varietas tahan
Beberapa varietas seperti PB36, PB32, IR66, dan IR77 mampu menghasilkan anakan baru sehingga mengkompensasi anakan yang mati.
d. Jemur atau hamparkan jerami di bawah sinar matahari untuk membunuh larva yang terdapat di situ.
e. Jaring larva penggerek batang pada daun yang mengapung dengan jaring.
f. Olah dan genangi sawah setelah panen.

4. Tungro
Tungro adalah penyakit virus pada padi yang biasanya terjadi pada fase pertumbuhan vegetatif dan menyebabkan tanaman tumbuh kerdil dan berkurangnya jumlah anakan. Pelepah dan helaian daun memendek dan daun yang terserang berwarna kuning sampai kuning-oranye. Daun muda sering berlurik atau strip berwarna hijau pucat sampai putih dengan panjang berbeda sejajar dengan tulang daun. Gejala mulai dari ujung daun yang lebih tua. Daun menguning berkurang bila daun yang lebih tua terinfeksi. Dua spesies wereng hijau Nephotettix malayanus dan N.virescens adalah serangga yang menyebarkan (vektor) virus tungro.

Cara Mengatasi
 a. Varietas tahan.
Penggunaan varietas tahan seperti Tukad Unda, Tukad Balian, Tukad Petanu, Bondoyudo, dan Kalimas merupakan cara terbaik untuk mengendalikan tungro. Rotasi varietas penting untuk mengurangi gangguan ketahanan. Pembajakan di bawah sisa tunggul yang terinfeksi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi sumber penyakit dan menghancurkan telur dan tempat penetasan wereng hijau. Bajak segera setelah panen bila tanaman sebelumnya terkena penyakit.

b. Cabut dan bakar tanaman yang sakit.
Ini perlu dilakukan kecuali bila serangan tungro sudah menyeluruh. Bila serangan sudah tinggi maka mungkin ada tanaman yang terinfeksi tungro tapi kelihatan sehat. Mencabut tanaman yang terinfeksi dapat mengganggu wereng hijau sehingga makin menyebarluaskan infeksi tungro.

c. Tanam benih langsung (Tabela)
Infeksi tungro biasanya lebih rendah pada tabela karena lebih tingginya populasi tanaman (bila dibandingkan tanam pindah). Dengan demikian wereng cenderung mencari dan makan serta menyerang tanaman yang lebih rendah populasinya.

d, Waktu Tanam
Tanam padi saat populasi wereng hijau dan tungro rendah.
e. Tanam serempak
Usahakan petani tanam serempak. Ini mengurangi penyebaran tungro dari satu lahan ke lahan lainnya karena stadium tumbuh yang relatif seragam.
f. Bera atau rotasi. Pertanaman padi terus-menerus akan meningkatkan populasi wereng hijau sehingga sulit mencegah infeksi tungro. Adanya periode bera atau tanaman lain selain padi dapat mengurangi populasi wereng hijau dan ketersediaan inang untuk virus tungro.

5. Hawar Bakteri (HB-Bacterial blight)
Hawar Bakteri (HB) atau Hawar Daun Bakteri (HDB) merupakan penyakit yang dapat menginfeksi bibit dan tanaman tua. Bila HB terjadi pada tanaman muda disebut kresek dan bila terjadi pada tanaman tua disebut hawar daun. Tanaman yang terinfeksi kehilangan areal daun dan menghasilkan gabah yang lebih sedikit dan hampa. Pada pembibitan, daun yang terinfeksi berubah hijau keabu-abuan menggulung dan akhirnya mati.




Cara Mengatasi
Gunakan varietas tahan. Ini adalah cara yang paling efektif dalam mengendalikan penyakit. Pemupukan lengkap—Penyakit semakin parah bila pupuk N dipakai secara berlebihan, tanpa P dan K.

Kurangi kerusakan bibit dan penyebaran penyakit
Infeksi bibit terjadi melalui luka dan kerusakan bagian tanaman. Penanganan yang buruk atau angin kencang dan hujan dapat menyebabkan tanaman sakit. Penyakit menyebar melalui kontak langsung antara daun sehat dengan daun sakit melalui air dan angin.

Kurangi penyebaran penyakit dengan cara:
- Penanganan bibit secara baik waktu tanam pindah.
- Pengairan dangkal pada persemaian.
- Membuat drainase yang baik ketika genangan tinggi.
- Kurangi jumlah inokulum.
  Tunggul tanaman yang terinfeksi dan gulma dapat menjadi sumber inokulum.
- Pertahankan kebersihan sawah.
  Menjaga kebersihan sawah antara lain dengan: membuang atau membajak gulma, membuang jerami yang terinfeksi.
- Keringkan sawah.
  Usahakan sawah bera mengering untuk membunuh bakteri yang mungkin bertahan dalam tanah atau sisa tanaman. (Sumber: www.disperta.cianjurkab.go.id).
Baca juga Cara Menanam Padi Yang Benar.


Demikianlah Artikel Beberapa Hama & Penyakit Pada Tanaman Padi

Sekianlah artikel Beberapa Hama & Penyakit Pada Tanaman Padi kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Beberapa Hama & Penyakit Pada Tanaman Padi dengan alamat link https://pertanianpadi99.blogspot.com/2016/01/beberapa-hama-penyakit-pada-tanaman-padi.html?m=0

0 Response to "Beberapa Hama & Penyakit Pada Tanaman Padi"

Posting Komentar