Judul : Panen Padi & Perlakuan Pasca Panen Padi (1)
link : Panen Padi & Perlakuan Pasca Panen Padi (1)
Panen Padi & Perlakuan Pasca Panen Padi (1)
Pemilihan waktu panen adalah step awal dari aktivitas perlakuan pasca panen padi. Ketidaktepatan dalam pemilihan waktu panen bisa menyebabkan kehilangan hasil yang tinggi serta mutu gabah/beras yang rendah. Pemilihan waktu panen bisa dikerjakan berdasar pada penilaian visual serta penilaian teoritis.Seperti komoditi yang lain, padi juga membutuhkan perlakuan pasca panen yang baik. Mengapa harus demikian? Hal tersebut disebabkan beberapa faktor, antara lain:
1. Hasil tanaman yang telah dipanen masihlah alami momen fisiologis.
2. Ada penyakit yang mengakibatkan kerusakan karakter hasil tanaman.
3. Rusaknya hasil panen berkaitan dengan aktivitas panen & pengangkutan hasil.
4. Mengembangnya penyakit/hama sepanjang penyimpanan.
Ruangan lingkup pascapanen padi mencakup aktivitas:
- pemungutan hasil (pemanenan)
- perontokan
- penjemuran
- penggilingan
- pengangkutan
- penyimpanan
- pemrosesan
- penggudangan
- standardisasi mutu ditingkat produsen.
Belum optimalnya pascapanen padi oleh petani disebabkan oleh banyak hal, salah satunya yaitu seperti di bawah ini :
a. Keperluan yang menekan.
b. Kurang pengetahuan mengenai perlakuan pascapanen yang benar.
c. Kesusahan cost & tenaga tambahan.
Kehilangan hasil yang berlangsung waktu pemanenan padi diantaranya terkait dengan hal di bawah ini :
• Usia panen, kandungan air, dan alat serta langkah panen. Diluar itu usia yang kelewat masak dengan kandungan air rendah bisa mengakibatkan gabah gampang rontok ketika panen.
• Ketajaman alat panen yang kurang pas dapat juga menyebabkan goncangan hingga gabah yang rontok ketika dipanen banyak yang terbuang.
• System panen dan tingkah laku tenaga pemanen punya pengaruh pada jumlah gabah yang rontok serta hilang.
Terkecuali dari pemanenan jadi kehilangan atau susut berat juga berlangsung pada sistem pascapanen.
Hal yang berlangsung ketika pascapanen diantaranya yaitu seperti berikut :
• Tercecer atau rontok akibat guncangan ketika pemotongan batang padi.
• Tingkat kehilangan pascapanen begitu ditetapkan oleh varietas padi, keadaan iklim setempat serta keadaan pertanian di tiap-tiap daerah.
Permasalahan Penaganan Pasca Panen Padi
Tingginya kandungan kotoran serta gabah hampa dan butir mengapur yang menyebabkan rendahnya rendemen beras giling
Butir mengapur terkecuali di pengaruhi oleh aspek genetika, juga di pengaruhi oleh tehnik pemupukan serta pengairan, sedang kandungan kotoran di pengaruhi oleh aspek tehnis, yakni langkah perontokan.
Beberapa besar pemanen merontok padinya lewat cara dibanting atau mungkin dengan memakai pedal thresher, jadi gabah yang didapat memiliki kandungan kotoran serta gabah hampa cukup tinggi. Pada sekarang ini turunnya produksi gabah dengan cara nasional tiap-tiap th., satu diantaranya dikarenakan oleh aspek buruknya perlakuan pascapanen di tingkat petani. Sebab tingkat kehilangannya cukup tinggi, sekitaran 20 persen. Keadaan sekian terang merugikan petani. Bahkan juga kerugian dengan cara nasional diprediksikan setara dengan Rp 15 triliun per th.. Karenanya, petani disuruh lebih mengetahui pengembangan serta pemakaian tehnologi panen serta pascapanen supaya produksinya tambah baik. Mengenai persoalan disetiap bagian pascapanen yaitu seperti berikut :
♦ Perontokan
1. Perontokan padi adalah bagian pascapanen padi sesudah pemotongan padi (pemanenan).
2. Bagian aktivitas ini mempunyai tujuan untuk melepas gabah dari malainya.
3. Perontokan padi bisa dikerjakan dengan cara manual atau mungkin dengan alat serta mesin perontok.
4. Prinsip untuk melepas butir gabah dari malainya yaitu dengan memberi desakan atau pukulan pada malai itu.
Sistem perontokan padi memberi peran cukup besar pada kehilangan hasil padi keseluruhannya.
Berdasar pada alat perontok padi, langkah perontokan bisa digolongkan jadi cara-cara, diantaranya yaitu diinjak-injak, dipukul, dibanting, memakai pedal thresher serta mesin perontok. Titik gawat waktu panen berlangsung pada pemotongan padi (pemanenan), pengumpulan serta perontokan. Dalam sistem perontokan padi lewat cara dibanting banyak gabah yang terlempar keluar alas perontokan tanpa ada disengaja.
♦ Pemanenan
Pemanenan baiknya dikerjakan pada usia panen yang pas serta lewat cara panen yang benar. Usia panen padi yang pas bakal membuahkan gabah serta beras berkualitas baik, sedang langkah panen yang baik dengan cara kuantitatif bisa menghimpit kehilangan hasil. Oleh karenanya komponen tehnologi pemanenan padi butuh disediakan.
♦ Usia Panen
Usia panen di pengaruhi oleh sebagian aspek salah satunya varietas, iklim, serta tinggi tempat, hingga usia panennya tidak sama. Berdasar pada kandungan air gabah, padi yang dipanen pada kandungan air 21-26% memberi hasil produksi optimum serta membuahkan beras berkualitas baik. Padi dipanen ketika malai berusia 30 – 35 hari sesudah berbunga rata hingga dihasilkan gabah serta beras berkualitas tinggi. Pemilihan waktu panen yang umum dikerjakan petani yaitu didasarkan kenampakan malai, yakni 90 – 95 persen gabah dari malai terlihat bewarna kuning.
Baca juga Panen Padi & Perlakuan Pasca Panen Padi (2)
(Sumber: www.bpp-purwoasri.blogspot.co.id)
Demikianlah Artikel Panen Padi & Perlakuan Pasca Panen Padi (1)
Sekianlah artikel Panen Padi & Perlakuan Pasca Panen Padi (1) kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Panen Padi & Perlakuan Pasca Panen Padi (1) dengan alamat link https://pertanianpadi99.blogspot.com/2016/02/panen-padi-perlakuan-pasca-panen-padi-1.html?m=0
0 Response to "Panen Padi & Perlakuan Pasca Panen Padi (1)"
Posting Komentar