HALAMAN
▼
Senin, 22 Mei 2017
Cara Mengatasi Hama Uret Pada Tanaman Padi
Uret merupakan bahasa Jawa, atau gayas di sebagian Sumatera merupakan sebutan untuk tahap larva dari serangga anggota ordo Coleoptera, terutama suku Scarabaeidae. Uret biasanya ditemukan di sekitar sisa-sisa sampah atau di dalam tanah yang mengandung banyak bahan organik. Beberapa uret juga dapat dijumpai di dalam batang pohon sebagai penggerek batang seperti yang biasa ditemui disebagian tanaman padi para petani di Indoneisa.
Di Indonesia, uret Lepidiota stigma selalu menjadi hama utama pada pertanaman lahan kering, seperti tebu, jagung, sorgum, atau kedelai, maupun pertanaman hortikultura. Sednagkan hama Uret pada tanaman Padi mempunyai ukuran lebih kecil dari Uret Tebu yang panjang kumbangnya 3,5 sampai 5 cm, larvanya berdiameter 1,0 sampai 1,1 cm dengan panjang tubuhnya mencapai 7,5 cm.
Uret yang menyerang tanaman Padi diketahui ada 3 spesies.
1). Exopholis hypoleuca
2). Leucopholis rorida (Imago Exopholis hypoleuca)
3). Phyllophaga helleri.
# Baca juga Hama Pada Tanaman Wijen
Hama uret akan sangat merugikan pada fase larva karena pada fase ini aktif menyerang perakaran tanaman padi. Gejala serangan yang ditimbulkan hama uret yaitu tanaman padi terlihat layu dan tanaman padi sangat mudah dicabut karena sebagian atau seluruh akar dimakan oleh hama jenis ini.
Beberapa cara pengendalian hama uret dengan pendekatan Pengendalian Hama Terpadu (PHT), yaitu memadukan berbagai teknik pengendalian yang disesuaikan kondisi setempat, sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara teknis, ekologis,ekonomis dan sosial dengan cara:
1. Melakukan pengolahan tanah dengan kedalaman 30 Cm sehingga larva yang berdiapause dan kepompong dapat keluar,dikumpulkan serta dimusnahkan sehingga akan mengurangi populasi hama uret. Di samping itu hama uret akan terkena alat pengolah lahan dan kena sinar matahari sehingga akan mati.
2. Penangkapan massal dengan melibatkan semua komponen mulai petani, kelompok tani dan aparat yang terkait. Cara pengendalian ini dilakukan dengan penangkapan menggunakan perangkap obor yang di bawahnya diberi penampung puthul serta dilakukan pada pukul 18.00-20.00, karena puthul sangat tertarik pada cahaya lampu dan melakukan penerbangan untuk mencari pasangan pada jam-jam tersebut. Gerakan penangkapan puthul dimulai saat musim penghujan pertama yaitu pada kondisi kelembaban yang cukup untuk perkembangan kepompong menjadi puthul. Penangkapan puthul dilakukan serempak, melibatkan semua warga masyarakat, dilakukan hati-hati agar tidak merusak tanaman di sekitarnya, terus-menerus dan kompak.
Obor dipasang di tempat strategis yaitu di ladang atau lapangan. Setelah puthul tertangkap, harus dimusnahkan dengan cara dibakar atau dikubur, di samping dapat juga dipergunakan sebagai makanan. Cara tersebut sangat efektif dan efisien dalam mengendalikan hama uret karena murah dalam pengendalian dan puthul yang tertangkap sangat banyak.
3. Melakukan penggenangan lahan persawahan pada saat banyak hujan dengan membuat pematang untuk menampung air yang ada pada persawahan. Dengan adanya air di persawahan, uret di dalam tanah akan mati. Di samping itu pada lahan persawahan ditaburi kapur.
4. Melakukan budidaya tanaman yang sehat dengan pemupukan mengandung unsur N,P dan K sehingga kondisi tanaman dapat tumbuh dengan baik. Dengan demikian ketahanan tanaman akan kuat sehingga kurang disukai uret.
# Jangan lewatkan Produsen Karung Beras, Karung Laminasi
5. Melakukan pengumpanan pada persawahan dengan mencampur gabah dengan parutan gadung. Menggunakan pestisida nabati, antara lain mahoni, tembakau, daun mindi dan daun mimba.
6. Menggunakan agensia hayati Metharizium sp. untuk mengendalikan uret yang terdapat dalam tanah.
7. Untuk daerah endemis uret, sebaiknya sebelum sebar benih dapat dicampur menggunakan pestisida seed treatment sehingga dapat bertahan selama 1 bulan dalam perakaran. Di samping itu pada pemupukan kedua dilakukan dengan mencampur pestisida sistemik sehingga uret akan mati. Kondisi tersebut didukung adanya air sehingga pupuk dan pestisida sistemik dapat bekerja dengan baik.
Keberhasilan pengendalian hama uret, ditentukan bioekologi dan perilaku hama tersebut. Dengan mengetahui bioekologi dan perilaku, dapat melakukan tindakan pengendalian dengan cara atau teknik yang tepat dan keberhasilan bisa maksimal sehingga kehilangan hasil yang disebabkan hama uret dapat diminimalkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar