HALAMAN

Minggu, 03 Juni 2018

Cara Budidaya Padi Tanpa Olah Tanah

Budidaya Padi Tanpa Olah Tanah (TOT)
Tumbuhan padi merupakan tumbuhan yang dapat hidup di darat (lahan kering) maupun di sawah. Lazimnya padi memang ditanam di sawah dengan pengairan yang cukup. Akan tetapi pada beberapa daerah yang tidak ada sawah, padi ditanam di lahan kering atau lahan tadah hujan. Beberapa daerah di Pulau Sumatera, Kalimantan, Papua, Nusa Tenggara dan sebagainya petani menanam padi darat dengan sistem TOT (Tanpa Olah Tanah). Sistem TOT biasanya dilakukan dengan perlakuan lahan minim pengolahan. Petani tidak melaksanakan pembajakan & aktifitas pengolahan lahan lainnya.

Penanaman Padi di Lahan Kering (Gogo Rancah) Dengan Sistem TOT
Pada budidaya padi TOT, petani hanya melakukan pembersihan lahan dari gulma dan penggunaan herbisida. Kelebihan sistem budidaya padi TOT dilahan kering (Gogo Rancah) adalah tidak memerlukan biaya yang tinggi, penghematan tenaga, penghematan waktu, dan penghematan tenaga pemeliharaan. Namun kekurangannya adalah produksi yang didapatkan tidak sebanyak dengan padi yang dibudidayakan di sawah.

Penanaman padi darat (Gogo Rancah) dengan sistem TOT biasanya hanya dilakukan 1 kali dalam setahun. Penanaman dilakukan diakhir musim kemarau, biasanya dimulai pada pertengahan agustus hingga akhir september. Dengan demikian saat memasuki musim penghujan tanaman padi sudah memasuki masa pertumbuhan generatif (Pembuahan). Dimana pada masa pembuahan diperlukan air yang cukup untuk mendukung pengisian bulir dan produksi yang maksimal.

Rata-rata varietas yang digunakan adalah varietas lokal yang memiliki kualitas yang cukup baik. Misalnya di daerah Kecamatan Kuntodarussalam Kabupaten Rokan Hulu, petani menggunakan varietas lokal dengan berbagai jenis antara lain jenis padi jangkar, kuku balam, sungkai, dan sebagainya. Varietas tersebut sudah diketahui memiliki keutamaan tahan terhadap cuaca ekstrem & tahan terhadap hama & penyakit.

Persiapan Lahan
1). Lahan harus bebas dari gulma dengan cara dibabat.
2). Sisa gulma yang sudah kering kemudian dibakar.
3). Lahan dibiarkan selama beberapa saat hingga tumbuh rumput muda, kemudian disemprot dengan herbisida.

Penanaman
1). Penanaman dilakukan dengan cara ditugal.
2). Bibit ditanam 5 – 10 bibit/lubang dengan jarak budidaya 40 x 15 cm.
3). Jarak budidaya disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah, semakin tinggi kesuburan tanah maka jarak tanam semakin jarang.
4). Untuk menghindari gangguan semut dan hama lainnya, benih sebaiknya dicampur dengan nematisida seperti furadan, petrofur, pentakur atau curater.

Pengendalian Gulma
1). Gulma dibersihkan secara manual menggunakan cangkul atau dicabut.
2). Pemakaian herbisida seharusnya dihindari, sebab dapat mengganggu perkembangan tumbuhan padi.

Pemupukan
Pada lahan dengan tingkat kesuburan tinggi, pemupukan tidak perlu dilakukan. Lakukan pemberian nitrogen secukupnya hanya pada tanaman yang kelihatan menguning dan tidak subur. Di Daerah Kuntodarussalam Kabupaten Rokan Hulu, budidaya padi darat (Gogo Rancah) sebagian besar dilakukan pada lahan yang berada disepanjang daerah aliran sungai rokan yang terkenal sangat subur. Supaya petani tidak pernah atau jarang sekali memakai pupuk organik maupun kimia.

Pengendalian Hama dan Penyakit
Sebab jenis yang dipakai adalah varietas lokal yang memiliki ketahanan terhadap hama dan penyakit, petani jarang sekali menggunakan pestisida kimia. Pestisida kimia hanya diaplikasikan jika ada serangan saja, dan itupun sangat jarang terjadi. Untuk mencegah serangan hama petani hanya melakukan antisipasi secara tradisional, yaitu dengan pengasapan setiap pagi dan sore hari. Supaya hasil produksi padi telah bisa dipastikan organik.

Pemanenan
Waktu panen jenis lokal kayak padi jangkar, sungkai, kuku balam cukup lama, antara 4 – 5 bulan setelah tanam. Panen dilakukan jika sudah terlihat padi menguning antara 80 – 90 %.

Demikian tentang cara budidaya padi darat TOT (Tanpa Olah Tanah) atau padi Gogo Rancah, semoga bermanfaat…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar