HALAMAN

Minggu, 18 Desember 2016

10 Prospek Bisnis Beras Organik

Orang Indonesia mana yang tidak menyukai beras? Bagi sebagian besar saudara-saudari sebangsa dan setanah air kita, seorang warga negara tercatat belum makan ketika belum memakan nasi meski sudah makan sepuluh lembar roti tawar.

Beras merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Pasca revolusi hijau di Indonesia, yaitu ketika pemerintahan Soeharto di masa orde baru, berbagai jenis beras transgenik dan beras yang ditumbuhkan dengan bahan-bahan sintesis/bahan kimia mulai dikembangkan dan mendominasi sawah di Indonesia, spesies padi invasif (padi impor) ini perlahan mulai menekan populasi spesies padi indigenus (padi asli Indonesia).

Bahkan penggunaan pupuk kimia, pestisida, herbisida, dan insektisida mulai menimbulkan degradasi lingkungan. Bayangkan! Pada lingkungan saja bahan-bahan kimia itu bersifat destruktif (merusak). Apalagi jika zat-zat tersebut masuk ke dalam tubuh kita melalui makanan pokok yang kita konsumsi sehari-hari dalam jangka panjang? Tentu akibatnya akan sangat mengerikan.
#Baca juga Sejarah Karung Beras dari Masa ke Masa.

Eksistensi beras organik beberapa tahun pasca reformasi ini meningkat karena masyarakat mulai menyadari arti penting kesehatan tubuh tanpa bahan kimia. Beras anorganik yang memiliki residu pestisida tinggi dapat mengganggu kinerja jaringan tubuh, membuat metabolisme tidak lancar, sehingga sintesis energi terganggu. Jika sintesis energi terganggu, kita dapat mudah merasa lelah karena meski makan cukup banyak, energi yang dihasilkan oleh proses metabolisme kita tidak memenuhi kebutuhan energi kita sehari-hari.

Dalam jangka panjang, racun kimia yang terkandung dalam pestisida seperti aldehida, heptakhlor, endosulfan, endrine, dialerine, dan sebagainya dapat mengganggu aktivitas sel dan menyebabkan kanker, bahkan gangguan reproduksi. Selain itu, nasi yang ketika menjadi padi diberi pestisida juga berbahaya bagi pertumbuhan janin, sehingga mempengaruhi daya reproduksi pada perempuan.
#Baca juga 5 Ciri Karung Beras Berkualitas.

Menurut harian trubus (2009), permintaan beras organik 5 tahun terakhir mengalami peningkatan yang signifikan. Franchise besar seperti KFC (Kentucky Fried Chicken) mulai menggunakan beras organik karena tingginya permintaan dari konsumen. Jika kita mengantongi sertifikat IMO (Institute for Marketecology Organic), kita mampu dengan mudah menembus pasar Eropa dan Amerika. Di kedua benua ini, masyarakat sudah sangat terdidik untuk memilih berbagai produk organik termasuk beras organik. Sampai saat ini permintaan Beras organik untuk masyarakat, franchise, perusahaan makanan bayi, dan berbagai perusahaan pangan terus meningkat karena kualitas beras organik jauh lebih baik dibanding beras anorganik.

Bisnis beras organik memang bukan perkara barang recehan. Mengekspor beras organik ke luar negeri bukanlah hal yang dapat dilakukan dengan mudah. Izin ekspor itu sendiri perlu diurus dengan berbagai prosedur ketat, dan rata-rata minimal izin ekspor tersebut baru keluar sekitar setahun kemudian. Oleh karena itu, kita membutuhkan kerja keras, kesabaran, dan ketekunan untuk menjalankannya. Meski secara teknis kita tidak perlu khawatir berlebihan karena dengan harga yang jauh melampaui beras anorganik, biaya produksi beras organik juga lebih rendah dari beras anorganik.
#Baca juga Beberapa Hama & Penyakit Pada Tanaman Padi.

Selain mengkondisikan lingkungan di sekitar sawah agar tetap asri serta bebas kontaminasi bahan kimia( seperti pestisida, herbisida, dan insektisida), kita juga perlu memperhatikan faktor utama yang dapat mempengaruhi perkembangan Padi (Oryza sativa), di antaranya benih, lahan, air, dan sarana produksi organik. Di daerah perkotaan, tentu sangat sulit mencari area yang bebas kontaminasi bahan kimia. Hal ini membuka peluang bagi kita untuk memberdayakan area pedesaan dan sekitar pegunungan sebagai lokasi yang berpotensi menjadi sentra beras organik.

Padi Indigenus yang populasinya makin menurun seiring waktu juga dapat dikembangkan menjadi padi organik dengan kualitas prima. Seperti misalnya padi gogo yang dapat tumbuh di tanah tadah hujan dan area pegunungan. Jadi, jangan sampai kita merusak ekosistem gunung dengan membuka lahan persawahan padi organik. Selain, melakukan upaya konservasi pedi gogo, menanam padi dengan varietas ini juga tidak mengancam kelestarian alam di daerah pegunungan.

Di Indonesia sendiri, 10% penduduk menengah ke atas atau sekitar 22 juta penduduk menjadi konsumen potensial yang mulai beralih ke beras organik. Sementara para produsen beras organik di Indonesia baru mampu memenuhi maksimal 15% dari total permintaan konsumen potensial itu.
 
Akhir-akhir ini berbagai memang kita banyak mengkritisi kebijakan pemerintah yang mengimpor beras anorganik. Kini saatnya kita menjadi agen perubahan, membuat gebrakan yang dahsyat dalam bisnis pertanian Indonesia. Luasnya lahan, melimpahnya air murni pegunungan, serta kondisi alam yang mendukung menjadikan negeri ini memiliki potensi yang besar untuk menjadi eksportir beras organik. Apakah Anda siap menjadi aktor sejarah?
Salam beras organik!

Lim corporation menyediakan karung beras putih polos ,transparan, dan laminasi.Untuk info harga karung beras terupdate silahkan klik DISINI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar